ROSYKREN

Just another WordPress.com weblog

KONEKSI ANTAR MATERI FILOSOFI KI HAJAR DEWANTARA

leave a comment »

Penulis :

Elly Rosyidah

Pemikiran Ki Hajar Dewantara ada beberapa dasar pendidikan yaitu yang pertama adalah menuntun.  Menuntun disini diartikan bahwa seorang pendidik mampu menuntun kodrat yang dimiliki setiap anak agar dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.  Seorang pendidik dalam menuntun kodrat setiap anak bukan berarti harus merubah kodrat yang dimiliki oleh anak tetapi hanya mampu memunculkan kodrat anak yang bernilai positif sehingga mampu menutup kodrat negatif yang dimiliki oleh anak.  Setiap anak yang terlahir memiliki kodrat yang diwariskan dari kedua orang tuanya.  Tentunya kodrat yang dimiliki oleh anak ada yang bernilai positif ada juga yang bernilai negatif. Peran pendidikan adalah meunculkan kodrat yang bernilai positif pada anak sehingga kodrat ini dapat muncul lebih dominan. Tentunya pendidikan ini tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah tetapi pendidikan yang utama adalah dalam lingkungan keluarga.  Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan sekolah peran pendidik sangat berarti.  Pendidik haruslah berpijak pada semboyan Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarso sing tulodo, ing madyo mbangun karso, tut wuri handayani.  Semboyan ini memiliki makna yang sangat mendalam yaitu seorang pendidik mampu menjadi suri tauladan bagi siswanya, mampu memberikan solusi setiap siswa mengalami masalah, menjadi fasilitator yang baik, mengasah kemampuan anak dengan baik, dan mampu terus membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.

Dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara yang kedua adalah bukan tabularasa artinya bahwa setiap anak bukanlah kertas kosong yang dengan mudah kita mengisinya.  Setiap anak memiliki kodrat yang telah diwariskan dari kedua orang tuanya.  Jadi setiap anak bukan kertas yang kosong kemudian kita mengisinya dan kita berharap bahwa kita dapat mengubah kodrat tersebut.  Seringkali hal itu ada dalam benak kita, sehingga jika tidak terwujud  keinginan kita untuk merubahnya seringkali kita jadi frustasi.  Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa hal itu tidak akan terjadi karena seorang pendidik tidak bisa merubah kodrat dasar dari anak tetapi hanya mampu memunculkan nilai-nilai positif yang ada pada diri anak sehingga nilai positif tersebut mampu menjadi dominan dan menutup nilai-nilai negatif yang dimiliki oleh anak.

Dasar pendidikan yang ketiga adalah memberikan pendidikan ibarat seorang petani.  Pendidik hanya mampu menumbuhkan nilai-nilai positif dengan jalan memberikan pelayanan yang terbaik bagi siswa dalam proses pembelajaran dan tidak menuntut siswa untuk menjadi sama pintar, sama cepat dalam berpikir, menerima pelajaran.  Siswa ibarat sebuah planet yang mengelilingi tata surya.  Ada yang cepat dan ada juga yang lambat.  Begitupula ada yang memiliki hardskill yang dominan tetapi ada juga yang memiliki softskill yang dominan.  Kemampuan siswa tidak bisa disamakan.  Peran pendidik dalam memadukan irama ini maka harus kreatif dalam merancang pembelajaran yang mampu memadukan antara keduanya sehingga mereka mampu beriringan dan selaras.

Filosofi Ki Hajar Dewantara yang keempat yaitu budi pekerti.  Budi pekerti terdiri atas cipta (pikiran), rasa (perasaan), dan karsa (kemauan).  Ketiga hal tersebut harus berjalan beriringan sehingga menimbulkan suatu tenaga atau semangat.  Penddikan yang mengedepankan ketiga hal tersebut akan membawa Pendidikan yang holistic dan seimbang.  Melalui kesempurnaan budi pekerti akan membawa anak pada kebijaksanaan.

Dasar kelima filosofi Ki Hajar Dewantara adalah bahwa kodrat anak adalah merdeka yaitu merdeka lahir dalam pengajaran dan merdeka bathin dalam pendidikan. Hal itu berarti bahwa seorang pendidik dalam melakukan proses pembelajaran di kelas harus mencakup pengajaran dan Pendidikan.  Selain memberi ilmu pengetahuan, seorang pendidik harus mampu menumbuhkan nilai-nilai positif pada anak dalam kegaiatan pembelajaran.  Selain itu kata merdeka disini juga berarti bahwa dalam suatu proses pembelajaran, seorang pendidik harus memberikan kebebasan siswa dalam mengekspresikan diri, mengungkapkan gagasannya, dan membangun kreativitasnya.  Selain itu pembelajaran yang dirancang oleh guru dapat memberikan suasana yang menyenangkan bagi siswa.

Filosofi Ki Hajar Dewantara berikutnya adalah kodrat anak bermain.  Melalui kegiatan bermain siswa akan lebih bisa mengekspresikan kemampuannya.  Bermain juga akan membawa dampak pada keceriaan dalam pembelajaran, sehingga melalui kegiatan bermain proses pembelajaran akan lebih menyenangkan dan tidak membosankan. 

Filosofi terakhir yang dapat saya rangkum pada tulisan ini adalah dalam pendidikan seorang pendidik harus berhamba pada anak.  Berhamba di sini diartikan bahwa seorang pendidik dalam memberikan proses pembelajaran harus benar-benar berpihak pada anak. Seorang pendidik harus mengikhlaskan diri untu memberikan pelayanan yang terbaik pada siswa. Tidak ada pamrih dan tidak ada tujuan apapun kecuali hanya ingin membawa siswa menuju kodrat yang dapat memberikan keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia atau anggota masyarakat.

Pada  waktu saya pertama kali menjadi seorang guru saya memandang siswa adalah  memiliki kemampuan berpikir sama karena mereka memiliki volume otak yang sama.  Saya tidak menyadari bahwa siswa memiliki karakter yang berbeda saat menerima pembelajaran.  Terlebih lagi disaat selesai mengoreksi hasil belajar mereka.  Saya sering mengalami frustasi jika siswa tidak mampu mengerjakan dan memperoleh nilai yang saya inginkan. Pada saat itu saya hanya mengejar ketercapaian kurikulum.  Seiring dengan berjalannya waktu saya mulai menyadari bahwa siswa memiliki kemampuan yang berbeda dan keunggulan masing-masing.  Perjalanan panjang menjadi seorang guru saya lalui setelah saya banyak mengamati perilaku mereka saat proses pembelajaran dan banyak melakukan solusi untuk mengubah cara belajar mereka dan menggali potensi mereka seluas-luasnya.  Akhirnya saya sadar bahwa potensi siswa tidak harus digali melalui kemampuan berpikirnya saja tetapi juga dapat digali dari kemampuan yang lain.

Melalui kegiatan dalam mempelajari filosofi Ki Hajar Dewantara memperkuat keyakinan saya bahwa siswa bukan kertas yang kosong, memiliki kekuatan masing-masaing, memiliki hak untuk melakukan kebebasan, melakukan pembelajaran yang menyenangkan, dan adanya keikhlasan yang penuh sebagai guru, sehingga saya mampu terus memberikan pelayanan yang terbaik bagi siswa.  Keinginan saya ke depannya adalah mampu memunculkan nilai-nilai postif yang ada pada diri siswa sehingga menjadi lebih dominan dan mampu menutupi nilai-nilai yang negatif.  Nilai-nilai tersebut mampu terbawa seterusnya dalam kehidupan mereka kelak.

Pemahaman tentang filosofi Ki Hajar dewantara akan membawa saya lebih bersemangat dan memberi keyakinan yang kuat pada diri saya bahwa apa yang sudah saya lakukan selama ini dapat terus dilakukan dan dikembangkan.  Pada saat dulu dan sekarang tentunya berbeda proses pembelajaran karena perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang. Pemahaman filosofi Ki Hajar Dewantara membawa saya akan terus memperbaiki diri saya sebagai guru sehingga apa yang dicita-citakan oleh Ki Hajar dewantara dalam pendidikan ini akan terwujud.  Apalagi jika rekan-rekan di sekeliling kita dapat juga mengaplikasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara ini dalam proses pembelajaran baik, di dalam kelas maupun di luar.  Jika ini terwujud maka melalui pendidikan kita mampu menghasilkan lulusan siswa yang memiliki perilaku yang baik, berpikir kritis dan kreatif. Hal-hal yang dapat dilakukan seorang guru khususnya saya dalam mewujudkan tercapainya pendidikan yang dapat melahirkan lulusan siswa yang memiliki perilaku yang baik, berpikir kritis dan kreatif, maka pembelajaran harus berpusat pada siswa.  Siswa adalah subjek dalam pembelajaran.  Seorang guru hanya sebatas menuntun dan menjadi fasilitator yang baik bagi siswa.  Siswa diharapkan mampu menggali ilmu pengetahuan dengan cara mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka, sehingga potensi tersebut dapat terbangun dengan sendirinya tanpa ada paksaan.  Jika siswa melakukan atas kesadaran sendiri maka guru lebih mudah dalam mengelola pembelajaran. Melalui pemahaman filosofi Ki Hajar Dewantara maka guru tidak hanya mengejar ketercapaian nilai kognitif saja tetapi mampu menyeimbangkan antara kognitif, psikomotorik, dan afektif mereka, agar ketiganya bisa selaras dan seimbang.  Selain itu guru dalam proses pembelajaran harus dapat menghargai setiap gagasan yang muncul dari siswa tanpa menyela dan menyalahkan.  Guru harus dapat menjadi pendengar yang baik saat siswa mengungkapkan gagasannya dalam  kegiatan presentasi dan memberikan penguatan dan meluruskan pendapat yang kurang benar dengan cara yang baik tanpa mencela pendapat mereka.  Dalam membangun nilai-nilai positif dalam proses pembelajaran guru dan siswa berkolaborasi untuk membuat kesepakatan bersama  selama pembelajaran.  Kesepakatan tersebut selain berfungsi sebagai aturan yang harus ditaati juga dapat berfungsi untuk membangun karakter tanggung jawab bagi siswa.  Selain itu masih banyak cara lain yang dapat dikembangkan oleh seorang pendidik untuk dapat mewujudkan pemikiran Ki Hajar Dewantara di kelas.

Written by rosykren

27/08/2021 pada 22:36

Ditulis dalam Uncategorized

Tinggalkan komentar