ROSYKREN

Just another WordPress.com weblog

KONEKSI ANTAR MATERI- MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

leave a comment »

Elly Rosyidah CGP SMAN 1 Nagrak Kab Sukabumi

Pada modul budaya positif ada beberapa konsep inti yang dipelajarai yaitu disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas, restitusi, segitiga restitusi, Disiplin positif ini berbeda dengan arti pada umumnya yang selalu dihubungkan dengan kepatuhan dan hukuman.  Disiplin postif adalah disiplin diri yang memiliki motivasi internal.  Disiplin diri adalah seseorang yang menggali potensi dirinya menuju ke sebuah tujuan dan sesuatu yang dihargai dan bermakna atau bisa juga dimaknai sebagai cara kita mengontrol diri, bagaimana menguasai diri untuk memilih tindakan yang mengacu pada nilai-nilai yang kita hargai. Dapat disimpulkan bahwa disiplin diri adalah seseorang dapat bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan universal.

Motivasi perilaku manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah menghindari ketidaknyamanan atau hukuman, menghindari imbalan atau penghargaan orang lain, dan menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.  Orang yang memiliki disiplin positif maka perilakunya cenderung berdasarkan pada sesuatu yang mereka yakini atau hargai, karena motivasi perilaku tersebut bersifat internal.

Ada 5 posisi kontrol yaitu sebagai penghukum, pembuat orang bersalah, sebagai teman, pemantau, dan manager. Orang-orang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi. Pembuat orang merasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri. Kata-kata yang keluar dengan lembut  Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid. Guru di posisi teman menggunakan hubungan baik dan humor untuk mempengaruhi seseorang. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, kita dapat memisahkan hubungan pribadi kita dengan murid, Manajer, adalah posisi mentor di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri.

Keyakinan kelas adalah nilai kebajikan yang dibentuk oleh seluruh warga kelas.  Melalui keyakinan kelas dapat memotivasi siswa secara intrinsik, sehingga Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan. Sebaiknya keyakinan kelas dibuat tidak terlalu banyak, dengan Bahasa yang positif, dapat diterapkan di lingkungan kelas tersebut.

Restitusi adalah suatu tindakan yang dilakukan guru pada saat menghadapi siswa yang memiliki masalah atau tidak sesuai dengan keyakinan kelas yang telah disepakati.  Restitusi dilakukan untuk memberikan penguatan kepada pelaku dan memberikan ganti bagi korban.  Restitusi dilakukan untuk menyelesaikan masalah untuk jangka penajng, dimana siswa dapat bertanggung jawab atas perilakunya, dapat menghargai dirinya dan orang lain.  Melalui restitusi siswa belajar untuk memecahkan masalah, siswa tidak kegilangan waktu, dan dapat memperbaiki dirinya.  Berbeda dengan hukuman dan sangsi.  Hukuman dan sangsi dapat menyebabkan siswa akan rendah diri, marah, dan tidak memiliki kehilangan hak.

Untuk melakukan restitusi ada beberapa tahapan yang dilakukan selama melakukan restitusi pada siswa. Tahapan tersebut dinamakan segitiga restitusi.  Tahapan pada segitiga restitusi adalah menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan.  Menstabilkan identitas dalam teori control dapat dilakukan melalui melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan. Validasi tindakan Semua perilaku memiliki alas an, dan menanyakan keyakinan Kita semua memiliki motivasi internal. Hal yang menarik bagi saya adalah saat kita menghadapi murid yang melakukan suatu tindakan yang tidsak sesuai dengan karakter positif, maka sebaiknya kita tidak menggunakan emosi dan melakukan control sebagai manager.  Memulai yang baru memang sulit tetapi jika terus dilatihkan pada diri seorang pendidik, maka hal ini akan menjadi kebiasaan dalam menghadapi murid yang melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan karakter positif.  Melalui posisi control sebagai manager dan melakukan ketiga tahapan restitusi maka dapat menumbuhkan motivasi internal pada diri siswa untuk melakukan disiplin positif.

Konsep inti pada modul budaya positif yang telah diuraikan di atas sangat erat kaitannya dengan modul sebelumnya yaitu filosofi Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak.  Menurut filosofi Ki Hajar Dewantara seorang guru adalah menuntun.  Kaitan antara menuntun dengan konsep inti budaya positif adalah siswa memiliki kekuatan yang ada dalam diri siswa untuk menyelesaikan masalah dan untuk patuh kepada kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya.  Seorang guru dalam hal ini harus mampu menuntun dan menumbuhkan perilaku positif pada diri siswa tanpa adanya hukuman atau sangsi dari seorang guru.  Selain itu filosofi Ki Hajar dewantara yang dapat kita kaitkan dengan budaya positif yaitu menumbuhkan budi pekerti dan merdeka belajar.  Melalui kedua filosofi tersebut maka seorang pendidik mampu menumbuhkan budi pekerti luhur yang dimiliki oleh anak misalnya tanggung jawab, saling menghargai, dan lainnya melalui proses belajar dalam memecahkan masalah seperti yang dilakukan saat restitusi.  Filosofi merdeka belajar mengajarkan siswa untuk memiliki kebebasan dalam mememecahkan masalah saat restitusi.

Selain filosofi Ki Hajar dewantara, budaya positif juga berkaitan erat dengan nilai dan peran guru penggerak serta visi guru penggerak.  Peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mewujudkan kepemimpinan murid.  Peran sebagai pemimpin pembelajaran adalah memberikan lingkungan dan kondisi yang menyenangkan bagi murid, melalui keyakinan kelas akan menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi siswa dalam belajar. Hal itu terjadi karena keyakinan kelas dibuat oleh seluruh warga kelas dan disepakati secara bersama.  Selain siswa lebih mudah mengingat, keyakinan kelas akan membuat siswa merasa nyaman dibandingkan dengan peraturan kelas yang penuh dengan hukuman dan sangsi.  Melalui keyakinan kelas dan restitusi maka dapat mendidik siswa untuk menjadi problem solver.  Modul budaya positif erat kaitannya dengan visi guru penggerak, karena melalui budaya positif dapat memberikan acuan kepada seorang pendidik dalam mencapai visi.  Budaya positif banyak mendidik seorang guru untuk lebih bijaksana dalam menghadapi siswa yang bermasalah.  Melalui restitusi siswa merasa dikuatkan dan tidak dihakimi atas kesalahan yang telah diperbuat.  Disiplin positif juga mengajarkan kepada siswa untuk dapat membangun motivasi intrinsiknya sehingga jika motivasi eksternal tidak ada, siswa tetap melakukan hal terbaiknya.  Jika konsep inti budaya positif ini diterapkan maka dapat mempercepat visi yang telah dirumuskan.

Written by rosykren

18/10/2021 pada 15:41

Ditulis dalam Uncategorized

Tinggalkan komentar