ROSYKREN

Just another WordPress.com weblog

KONEKSI ANTAR MATERI

leave a comment »

MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Penulis : Elly Rosyidah, SMAN 1 Nagrak

Pembelajaran sosial emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah yang memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial emosional.  Dalam pembelajaran sosial emosional ini bertujuan untuk memberikan pemahaman, penghayatan, dan kemampuan untuk mengelola emosi, menerapkan dan mencapai tujuan positif, merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain, membangun dan mempertahankan hubungan yang positif serta membuat keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran sosial emosional dapat diberikan dalam tiga ruang lingkup yaitu bersifat rutin, terintegrasi dalam mata pelajaran, dan menjadikan sebagai budaya, Pembelajaran sosial emosional ini terdapat 5 kompetensi yaitu pengenalan diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan bekerjasama, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.  Kompetensi tersebut harus dapat dilakukan secara kesadaran penuh (mindfulness), artinya melalui kesadaran penuh seseorang dapat membangun keterhubungan diri sendiri dengan berbagai kompetensi emosi dan sosial dalam kehidupan sehari-hari.  Hal ini dapat dicontohkan sebagai berikut sebelum memberikan respon dalam sebuah situasi sosial yang menantang, kita berhenti bernafas dengan sadar, mengamati pikiran, perasaan diri sendiri, maupun orang lain, dan mengambil tindakan yang lebih responsive buka rekatif.

            Pembelajaran sosial emosional ini sangat berkaitan dengan pembelajaran sebelumnya yaitu pada modul filosofi Ki Hajar Dewantara, dimana seorang guru berperan dalam menuntun segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia ataupun anggota masyarakat.  Dalam pembelajaran sosial emosional ini, peran guru menuntun murid untuk bisa memiliki kompetensi yang ada dalam pembelajaran sosial emosional ini dengan kesadaran penuh, sehingga kekuatan kodrat yang dimiliki oleh anak dapat terbangun melalui pembiasaan secara rutin pembelajaran sosial emosional di lingkungan kelas dan sekolah.  Selain itu pembelajaran sosial emosional juga berkaitan dengan pembelajaran budi pekerti.  Melalui pembiasaan secara rutin, terintegrasi dalam pembelajaran, dan menjadikan pembelajaran sosial emosional menjadi budaya maka secara tidak langsung seorang guru dapat membangun budi pekerti yang ada dalam diri anak, misalnya dalam menumbuhkan kompetensi kesadaran sosial yaitu memiliki empati kepada sesama, mampu bekerjasama, pengelolaan emosi, dan mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

            Pembelajaran sosial emosional ini juga ada kaitannya dengan modul nilai dan peran guru penggerak diantaranya adalah guru sebagai pemimpin pembelajaran.  Melalui peran tersebut guru akan menciptakan lingkungan yang menyenangkan.  Pembelajaran sosial emosional yang terintegrasi dalam pembelajaran menjadikan suasana pembelajaran yang tidak menoton dan membosankan bagi siswa, karena mereka dapat mengekspresikan emosional yang terdapat dalam diri mereka tanpa terbebani, mampu berinteraksi dengan yang lain dengan cara saling berbagi informasi.  Melalui kegiatan tersebut, seorang guru dapat menciptakan lingkungan dan suasana yang menyenangkan bagi siswa.  Selain itu pembelajaran sosial emosional dapat membangun kompetensi pengambilan keputusan yang bertanggung jawab bagi seorang guru dalam memainkan perannya sebagai guru penggerak.

            Pembelajaran sosial emosional juga dapat membangun kekuatan yang ada dalam diri siswa sehingga kekuatan tersebut dapat digunakan untuk mencapai visi.  Pembelajaran sosial emosional akan membangun terwujudnya kompetensi pengelolaan emosi, kesadaran sosial, kemampuan bekerja sama, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.  Kompetensi tersebut dapat dijadikan sebagai kekuatan untuk mencapai visi dalam sebuah sekolah.  Selain itu pembelajaran sosial emosional yang rutin, diintegrasikan dalam pembelajaran, dan menjadikan budaya maka dapat membangun budaya positif pada diri anak dan guru.  Hal itu terjadi karena pembelajaran sosial emosional ini dilakukan melalui pendekatan kesadaran penuh.

            Apabila pembelajaran sosial emosional dikaitkan dengan pembelajaran diferensiasi maka pembelajaran sosial emosional dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid.  Apabila kebutuhan belajar murid dapat diketahui oleh guru, maka seorang guru dapat menyusun pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid yang dapat dilakukan melalui pendekatan konten, proses, dan produk.

Written by rosykren

28/11/2021 pada 18:26

Ditulis dalam Uncategorized

Tinggalkan komentar