ROSYKREN

Just another WordPress.com weblog

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 “COACHING”

leave a comment »

Penulis Elly Rosyidah, SMAN 1 Nagrak Kab. Sukabumi

Coaching adalah sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999).  Coaching ini tentunya berbeda dengan konseling dan mentoring.  Mentoring sebagai suatu proses dimana seorang teman, guru, pelindung, atau pembimbing yang bijak dan penolong menggunakan pengalamannya untuk membantu seseorang dalam mengatasi kesulitan dan mencegah bahaya. Konseling adalah hubungan bantuan antara konselor dan klien yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.  Intinya jika mentoring membagikan pengalamannya untuk membantu mentee mengembangkan dirinya, konseling membantu konseli memecahkan masalahnya, dan coaching menuntun coachee untuk menemukan ide baru atau cara untuk mengatasi tantangan yang dihadapi atau tujuan yang ingin dicapai.

Kegiatan coaching dapat terlaksana jika ada komunikasi yang memberdayakan antara coach dan coachee.  Komunikasi yang memberdayakan adalah komunikasi yang terjalin antara antara coach dan coachee bersifat asertif artinya komunikasi yang dapat membangun relasi, menyamakan posisi diri dengan lawan bicara, membangun respect.  Selain itu pada saat komunikasi berlangsung harus dapat menjadi pendengar yang aktif, melakukan pertanyaan yang efektif, dan memberikan umpan balik yang positif.

Apabila kegiatan coaching dihubungkan dengan peran seorang pendidik dalam menuntun maka coaching sangat tepat digunakan dalam mengatasi tantangan yang sedang dihadapi oleh siswa.  Peran pendidik dalam kegiatan coaching adalah menuntun, membimbing, dan melakukan pendampingan.  Kegiatan coaching yang dilakukan oleh seorang pendidik dapat membangun kodrat yang dimiliki oleh setiap anak untuk mencapai kebahagiaan.  Pada saat melakukan pendampingan saat coaching, pendidik harus menggunakan prinsip among dalam konteks ARTI (Apresiasi, Rencana, Tulus, Inkuiri).  Konsep ARTI adalah memberikan apresiasi terhadap gagasan yang keluar dari siswa, memiliki rencana yang memiliki tujuan, tulus memberikan waktu seutuhnya untuk melakukan coaching, dan menuntun agar coachee dapat menggali, memetakan situasinya sehingga menghasilkan pemikiran atau ide-ide baru atas situasi yang sedang dihadapi.  Proses dalam menciptakan ARTI dalam coaching maka dapat menggunakan pendekatan model TIRTA (Tujuan, Identifikasi masalah atau kekuatan, Rencana aksi, dan tanggung jawab dengan membuat sebuah komitmen untuk dapat menghadapai masalah).

Selain itu kegiatan coaching dapat dihubungkan dengan materi pembelajaran diferensiasi dan sosial emosional.  Pada saat kegiatan coaching seorang pendidik bersifat membimbing, menuntun melalui pertanyaan terbuka sehingga siswa dapat membangun solusi secara mandiri atas dasar kesadaran diri  Intinya dalam melakukan coaching, seorang pendidik hanya bersifat membimbing dan menuntun agar siswa dapat menemukan solusinya.  Jika solusi ini dibangun oleh siswa maka tentunya solusi yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan siswa dan siswa akan berusaha untuk mewujudkan solusi tersebut. Hal ini selaras dengan pembelajaran diferensiasi, dimana dalam pembelajaran diferensiasi didasarkan pada kebutuhan belajar siswa yaitu minat, kesiapan belajar, dan profil belajar siswa.  Melalui coaching maka seorang pendidik dapat memberikan pembelajaran yang bermakna melalui pembelajaran diferensiasi yang bersifat contekstual leraning. 

Selain pembelajaran diferensiasi, coaching juga erat kaitannya dengan terwujudnya kompetensi pada pembelajaran sosial emosional.  Melalui coaching maka siswa dapat mengeluarkan himpitan masalah yang ada pada dirinya, karena ada teman yang dapat digunakan untuk mengutarakan kegundahan. Kompetensi ini dalam pembelajaran sosial emosional dinamakan pengelolaan diri.  Teknik coaching dapat digunakan sebagai pengelolaan diri yang biasa dilakukan dengan Teknik Stop. Melalui coaching siswa atau guru akan merasa lega setelah dapat mengutarakan kegundahan yang ada pada dirinya.  Coaching juga dapat membangun kompetensi kesadaran diri.  Melalui kegiatan coaching seseorang merasa empati dan mendengarkan sepenuh hati saat coachee sedang mengutarakan kegundahannya.  Coaching juga dapat membangun kompetensi relasi, karena coaching dilakukan melalui komunikasi asetif.  Ada hubungan yang sama antara coach dan coachee.  Selain itu coaching dapat membangun kompetensi pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, karena dalam coaching seorang coachee akan membangun solusi secara mandiri, membuat rencana dalam menghadapi masalahnya, dan membuat komitmen yang bertanggung jawab atas renca yang telah disusun.  Coaching juga dapat membangun kompetensi pengenalan diri.  Melalui coaching seorang coachee akan mengetahui kegelisahan, penyebab kegelisahan tersebut. Teknik coaching banyak mengajarkan baik pada coach maupun pada coachee untuk bisa saling memahami dan membuka komunikasi yang asertif.  Hal ini terjadi karena coaching didasarkan pada hubungan yang bersifat kemitraan dan bukan pada posisi pada seorang yang ahli dan pengalaman kepada yang tidak berpengalaman.  Selain itu coaching banyak mengajarkan untuk seorang coachee dapat menganalisis permasalahannya, menyusun solusi, dan berkomitmen dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan solusi tersebut.  Hal ini dapat membangun kemampuan coachee untuk berpikir kritis dan kreatif.  Solusi yang disusun oleh seorang coachee akan memberikan kebebasan penuh pada coachee dan tidak ada unsur pemaksaan, maka coachee akan lebih semangat dalam melaksanakan solusi tersebut.  Hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran yang berpihak pada murid.  Jika coachee adalah seorang siswa maka siswa akan diberikan kebebasan penuh untuk  mengutarakan gagasannya, mengidentifikasi permasalahannya, menyusun rencana, dan membuat sebuat komitmen yang dapat dipertanggungjawabkan.

Written by rosykren

15/12/2021 pada 20:33

Ditulis dalam Uncategorized

Tinggalkan komentar